Mengerjakan Soal Tipe Ujian Masuk PTN Seringkali Sama Dengan Bermain-Main Mengubah Bentuk

Kita menjadi hebat dalam apa yang kita sukai, dan kita menyukai sesuatu dimana kita hebat di dalamnya.

* * *

Orang yang kurang mengerti matematika SMA mengira bahwa matematika SMA tak beda dengan matematika SD: “Hafalkan rumus, masukkan angka-angka soal ke dalam rumus, dan hasilnya pasti ditemukan!” Pandangan ini keliru. Matematika SMA adalah tentang berlatih bernalar, terutama bernalar analitik.

Basis dari bernalar analitik tak lain dari kesadaran bahwa ada sekian banyak (mungkin tak terbatas) kemungkinan bentuk dari suatu kuantitas. Matematika SMA adalah jembatan menuju semesta ketakterbatasan bentuk. Bilangan 1 misalnya bisa berubah bentuk menjadi sangat banyak sekali bentuk, dari mulai yang paling sederhana seperti (3 – 2), agak sederhana seperti (sin2 x + cos2 x), hingga yang sangat kompleks (penulis sampai ke level ini dan karena itu tak bisa memberikan contoh yang pas).

Mereka yang terlalu berpatokan pada “Hafalkan rumus dan gunakan!” karenanya niscaya tak akan pernah berhasil menghadapi soal-soal matematika SMA yang begitu lincah berubah bentuk. Kekakuan di dalam memegang hafalan rumus merupakan tanah subur bagi tumbuhnya rasa frustasi saat menghadapi soal, dan karena itu sama buruknya dengan tidak hafal rumus sama sekali.

Terlalu bergantung pada hafalan rumus menjadi lebih berdampak buruk lagi ketika yang dihadapi ialah soal-soal dengan tipe ujian masuk perguruan tinggi negeri. Dalam banyak soal, soal-soal tipe Ujian Masuk itu tak bisa langsung dipecahkan dengan memasukkan nilai-nilai ke dalam rumus.

Bagaimanakah tipe soal Ujian Masuk itu? Mengapa soal-soal Ujian Masuk terasa sangat sulit?

Soal-soal Ujian Masuk terasa sangat sulit karena seringkali soal-soal tersebut melibatkan kombinasi beberapa konsep (semisal kombinasi antara konsep barisan dengan konsep logaritma) atau melibatkan bentuk yang cukup kompleks namun sesungguhnya bisa diubah menjadi bentuk yang lebih sederhana.

Kunci untuk mampu menyelesaikan soal-soal tipe Ujian Masuk ialah mengembangkan kemampuan untuk mengubah bentuk. Imajinasi dan kreativitas kita untuk bisa melihat kemungkinan perubahan bentuk harus diasah.

Inilah yang mungkin tak banyak diketahui oleh khalayak luas bahwa pada level matematika SMA, keberhasilan mengerjakan soal sangat bergantung pada kekuatan imajinasi kreatif dari individu. Imajinasi kreatif inilah yang memungkinkan individu mampu melihat kemungkinan-kemungkinan bentuk lain dari bentuk soal, dan sekaligus mengerti bentuk apa yang harus dicapainya untuk bisa menyelesaikan soal dan dengan cara bagaimana perubahan ke arah bentuk itu dilakukan. Pada level matematika SMA, menyelesaikan adalah seni yang membutuhkan imajinasi kreatif.

Sebagaimana seni yang lain, keseringan berlatih dan totalitas hati dan pikiran sungguh dituntut. Keseringan berlatih membuat kemampuan kita semakin tajam dan intuisi maupun insting kita menjadi semakin kuat. Pada awalnya, kita mungkin masih meraba-raba kesana kemari, namun dengan latihan yang intensif, maka kita akan semakin akrab dengan pola-pola dari berbagai perubahan bentuk dan dengan bagaimana membolak-balikkan bentuk-bentuk agar menjadi bentuk-bentuk yang lebih mudah diselesaikan. Totalitas hati dan pikiran dibutuhkan agar tumbuh kecintaan, suatu unsur yang sangat penting dalam seni apapun, dalam kegiatan mengamati bentuk-bentuk dan mengubah berbagai bentuk. Dengan cinta, soal-soal akan bisa memberikan kegembiraan dan kebahagiaan. Persis sebagaimana anak-anak yang hobi main game komputer. Berjam-jam pun mereka tak merasa lelah karena mendalamnya kecintaan mereka terhadap permainan game komputer. Semakin sulit game-nya, semakin mengasyikkan buat mereka. Ketika kalah, bukannya kapok dan berhenti main, mereka justru tertantang mencari cara untuk mengalahkan game tersebut. Kegembiraan dan kebahagiaan tertinggi tercapai ketika telah berhasil melewati level demi level permainan. Semakin tinggi level yang ditaklukkan, semakin besar rasa kegembiraan yang dicapai. Kecintaan memberikan energi yang berlimpah. Jadi, jika kita bisa menumbuhkan rasa kecintaan melakukan permainan perubahan bentuk yang tepat dalam matematika SMA, maka kecintaan itu akan mensuplai kita dengan energi yang berlimpah. Energi berlimpah inilah yang menimbulkan rasa bahagia dan gembira.

Seperti telah disebutkan, perubahan bentuk dalam soal-soal matematika SMA sungguh amat kaya dan berlimpah. Tak mungkin seluruh kemungkinan perubahan bentuk itu bisa dipelajari dalam waktu yang singkat. Bahkan dalam waktu yang agak panjang pun, juga belum mungkin untuk bisa menguasai seluruh pola perubahan bentuk itu. Keluasan kemampuan menguasai perubahan bentuk bergantung pada seberapa dalam kecintaan individu dalam permainan mengubah bentuk dari bentuk yang satu ke bentuk yang lain, ke bentuk yang memudahkan diselesaikannya soal.

Penting untuk dicatat bahwa yang dimaksud dengan seni bukanlah aktivitas semau-maunya. Seni sejati bukanlah ungkapan ego yang semau-maunya, namun merupakan ego yang telah memahami Ego Semesta yang lebih besar, ego yang telah kehilangan ego kecilnya. Hanya ketika ego itu telah memahami Ego Semesta yang lebih besar, ego itu mampu mencipta dengan benar secara obyektif. Ego yang kecil mungkin puas dengan mengatakan 2 x 5 sama dengan 12, dan tak mau tahu apakah dunia luas menerima atau tidak. Sementara ego yang telah memahami Ego Semesta terus mengejar nilai yang selaras dengan alam semesta. Kebodohan ego kecil di mata ego yang mensemesta tampak jelas karena ego yang mensemesta akan berpikir, “Jika aku punya dua kantong, dan masing-masing kantong berisi 5 permen, benarkah jika seluruh permen kukeluarkan dari kedua kantongku jumlahnya adalah 12?”

Bagaimana cara mencapai tahapan ego yang telah memahami Ego yang besar itu? Dengan melangkah satu demi satu. Berjalan secara bertahap. Itulah langkah paling alamiah di alam semesta. Dalam bahasa kerennya, pikiran yang berjalan langkah demi langkah itu disebut sebagai pikiran yang sistematis.

Pikiran-pikiran yang sistematis terbiasa untuk melihat segala sesuatunya sebagai sistem, sebagai satu keseluruhan yang saling berkaitan. Imajinasi kreatif bisa menciptakan hal-hal baru karena mampu mengkombinasikan berbagai hal yang sebelumnya tak terbayangkan oleh orang lain. Mengapa tak banyak orang yang bisa berimajinasi kreatif? Karena sebagian besar orang lebih suka melihat segala sesuatu secara terpisah-pisah, terkotak-kotak, terpetak-petak ke dalam kerangkeng yang kaku. Ini menghalangi mereka berpikir secara sistem dan secara sistematis. Orang yang tak punya imajinasi kreatif berpikir secara parsial dalam melihat dunia, dan cara berpikirnya kacau-balau dalam artian suka mencampuradukkan berbagai hal yang seharusnya dipilah-pilah. Ringkasnya, orang tak punya imajinasi kreatif karena pikirannya bingung dan berantakan.

 

Leave a comment